fbpx

IkadiDIY.com

Materi Khutbah Jumat Pekan ini 15012021 MEMULIAKAN ULAMA

MEMULIAKAN ULAMA

Oleh: Achmad Dahlan, Lc., MA.

(Wakil Ketua PW IKADI DIY)

Download Materi berupa PDF KLIK DISINI

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ عَلَّمَ آدَمَ كُلَّ الْأَسْمَاء، وَجَعَلَ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةَ الْأَنْبِيَاء، يَفْتَحُ اللهُ بِهِمْ قُلُوْبًا غُلْفًا وَآذَانًا صَمَّاء.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله، خَالِقُ الْأَرْضِ وَالسَّمَاء، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ أَفْضَلَ الرُّسُلِ وَخَاتِمَ الْأَنْبِياءِ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الِّلقَاء.

أَمَّا بَعْدُ؛

فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,

Saat ini kita masih mengalami wabah Covid-19 yang belum mereda. Sudah banyak yang terpapar, dan banyak juga yang akhirnya dipanggil oleh Allah dengan sebab penyakit tersebut. Dan yang sangat kita khawatirkan adalah, banyak ulama dan du’at yang juga menjadi korban wabah ini. Apalagi banyak dari mereka yang sudah berusia lanjut sehingga lebih rentan terpapar.

Banyak ulama dan duat yang telah dipanggil oleh Allah pada masa pandemi ini, baik di Indonesia maupun negara-negara berpenduduk muslim yang lain. Mereka adalah orang-orang yang selama ini menjadi panutan kita, menjadi rujukan dan sandaran untuk memahami agama Allah. Mereka mewakafkan hidup untuk menjadi cahaya penerang, baik melalui karya-karya tertulis maupun ceramah dan kajian. Mereka menjadi benteng Islam yang menjaga umat dari serangan pemikiran, budaya dan nilai-nilai yang merusak. Mereka mengajarkan kepada masyarakat bagaimana seharusnya kita menjalani hidup sesuai dengan keinginan Allah ta’ala. Banyak dari mereka yang harus menerima pedihnya siksaan, diskriminasi, dan kriminalisasi dari pihak-pihak yang membenci kebaikan. Mereka berjuang dan berkorban demi keselamatan dan kebahagiaan umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Maa’syirah muslimin rahimakumullah,

Ulama adalah cahaya yang menerangi hidup manusia, karena mereka adalah penerus dakwah para rasul. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاء، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambilnya, maka ia telah mendapatkan bagian yang sangat banyak.” (H.r. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada para ulama, karena mereka mengemban tugas yang sangat berat, yaitu meneruskan dakwah para nabi. Jika para nabi adalah wakil Allah dimuka bumi untuk menyampaikan risalah-Nya, maka para ulama adalah wakil para nabi untuk membimbing dan mengarahkan manusia. Maka sangat wajar jika Allah memuliakan dan memberikan keutamaan kepada para ulama. Allah berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu diantara ia kalian beberapa derajat.”

(Q.s. Al-Mujadalah: 11)

Keistimewaan yang lain yang dimiliki para ulama adalah bahwa para malaikat menghormati mereka dengan merendahkan sayapnya, dan semua makhluk yang ada di langit dan bumi selain manusia dan jin memintakan ampun kepada Allah bagi mereka. Bahkan Rasulullah mengumpamakan keutamaan mereka atas ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan atas semua bintang. Rasulullah bersabda:

وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ

“Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha dengan para pencari ilmu. Dan sesungguhnya seorang ulama itu dimintakan ampun oleh semua makhluk di yang ada di langit dan dan dibumi, hingga ikan-ikan yang ada di lautan. Dan keutamaan seorang ulama atas ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan atas semua bintang.” (H.r. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

 

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,

Jika Allah begitu memuliakan ulama, ternyata justru banyak manusia yang melecehkan mereka. Banyak yang mencaci, mencela dan menjadikan ulama sebagai bahan candaan dan hinaan. Media sosial kita dipenuhi dengan ungkapan kebencian dan penghinaan kepada sebagian ulama. Inilah anomali dalam budaya kita. Orang-orang yang mengumbar aurat dan mencontohkan akhlak tercela seperti sebagian artis dan selebriti justru dipuja dan dielu-elukan. Sebaliknya, orang yang mengajarkan kebaikan dan mendekatkan kita kepada Allah seperti para ulama dan du’at justru dilecehkan.

Yang lebih disayangkan, ada sebagian orang yang mempunyai hobi untuk mencela dan melecehkan ulama, hanya karena para ulama tersebut bukan dari kelompoknya. Bahkan ia pun baru saja mempelajari agama Islam, tapi sudah merasa menjadi orang paling alim. Hanya karena pendapat mereka bertentangan dengan pendapat tokoh yang ia ikuti, para ulama tersebut mereka beri gelar-gelar yang tidak pantas, seperti bodoh, fasik, ahli bid’ah, sesat dan lain-lain. Naudzu billah min dzalik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa para ulama adalah manusia biasa yang bisa jatuh kepada kesalahan. Barangkali ada sebagian pendapat mereka yang tidak benar dan bertentangan dengan pendapat mayoritas ulama. Akan tetapi, hal itu tidak boleh menjadi justifikasi untuk mencela dan melecehkan mereka. Jika setiap ulama yang jatuh kepada kesalahan pantas dicela dan dicaci, maka tidak akan ada ulama yang selamat dari hal itu. Bahkan tidak satu pun muslim yang selamat dari hal itu, karena setiap manusia pasti melakukan kesalahan. Imam Adz-Dzahabi berkata, “Jika setiap ada ulama yang salah dalam berijtihad kita bid’ahkan, kita boikot dan kita kafirkan, maka pasti tidak ada satu pun ulama di dunia ini yang selamat dari hal itu.”

 

Sesungguhnya mencela dan menghina ulama adalah termasuk dosa besar. Maka hendaklah kita menjaga lisan dan tulisan kita dari hal tersebut. Imam Ahmad berkata, “Mencaci ulama, terutama ulama-ulama besar adalah termasuk dosa besar.” (Kitab ar-Rad al-Wafir: 197). Beliau juga mengatakan, “Sesungguhnya daging para ulama adalah beracun, barang siapa yang mencium baunya akan sakit, dan yang memakannya akan mati.” (Kitab al-Mu’id: 71). Yang beliau maksud dengan memakan daging ulama adalah melakukan ghibah dengan membicarakan keburukan para ulama.

 

Maa’syirah muslimin rahimakumullah,

Kematian para ulama adalah di antara tanda dekatnya hari kiamat. Dengan meninggalnya para ulama, maka ilmu syariat yang merupakan jalan kita untuk mengenal Allah akan semakin berkurang, sampai pada akhirnya akan hilang sama sekali ketika tidak ada lagi ulama yang menjadi panutan. Pada saat itu, manusia akan mendatangi orang-orang yang berpura-pura menjadi ulama, atau mengklaim dirinya sebagai ulama, padahal, ia tidaklah lebih dari seorang tidak berilmu yang mengajarkan kesesatan. Rasulullah bersabda:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يُرْفَعَ العِلْمُ وَيَثْبُتَ الجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا

 

“Sesungguhnya di antara tanda hari kiamat adalah diangkatnya ilmu (syariat), tersebarnya kebodohan, diminumnya khmar dan banyaknya perzinahan.” (Muttafaq alaih)

Rasulullah juga bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْتَزِعُ الْعِلْمَ مِنْ النَّاسِ انْتِزَاعًا وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعُلَمَاءَ فَيَرْفَعُ الْعِلْمَ مَعَهُمْ وَيُبْقِي فِي النَّاسِ رُءُوسًا جُهَّالًا يُفْتُونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَيَضِلُّونَ وَيُضِلُّونَ

 

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan tiba-tiba, akan tetapi mencabutnya dengan mematikan para ulama, maka ilmu pun akan tercabut bersama kematian mereka. Kemudian yang akan tersisa di kalangan manusia adalah para pemimpin yang bodoh, mereka berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan. (H.r. Muslim)

Oleh karena itu, marilah kita jaga para ulama kita. Mari kita sayangi mereka sebagiamana kita menyanyangi anggota keluarga kita. Mari kita hormati dan tunaikan hak-hak mereka. Kita tempatkan mereka pada kedudukan yang Allah dan Rasulnya berikan kepada mereka. Mari kita dengarkan dan patuhi nasihat-nasihat kebaikan yang keluar dari mulut mereka. Mari kita menjadi umat Muhammad yang tahu berterima kasih dengan memuliakan orang-orang yang menjadi penerus dakwah dan tugas beliau di muka bumi. Semoga Allah menjaga para ulama kita agar kita tidak kehilangan penunjuk jalan menuju ridla dan ampunan Allah ta’ala, amin ya rabbal alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ  فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم، أَقُولُ مَا تَسْمَعُون، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْم

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ لله ِالَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ، وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْم الْقِيَامَة.

أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم:

إِنَّ ٱللَّهَ وَ مَلَٰٓئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّ، يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ.

اللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ، وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْن، وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْن، وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن، وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْن، وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ.

Download Materi berupa PDF KLIK DISINI

Tinggalkan Komentar