fbpx

IkadiDIY.com

Naskah Khutbah Jumat 17 Mei 2024 Edisi 411, Ikadi DIY: AKIBAT PERILAKU MAKSIAT DALAM KEHIDUPAN

AKIBAT PERILAKU MAKSIAT DALAM KEHIDUPAN

Oleh: Ust. Wahyudin, S.Pd.
(Sekretaris PW Ikadi DIY)

Download PDF dan Word Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini:

 

 

الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَه، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَه.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَمَّا بَعْد؛

فَيَا عِبَادَ اللهِ: أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: ((يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ))

 

Hadirin sidang majelis Jumat rahimakumullah

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menuliskan di dalam kitab al-Jawaab al-Kaafi tentang bahaya dosa dan maksiat bagi kehidupan, khususnya bagi pelakunya. Ia menjelaskan, bahwa seluruh keburukan dunia dan akhirat, baik yang umum maupun yang khusus, faktor penyebabnya adalah dosa dan maksiat. Dosa dan kemaksiatan membahayakan bagi hati dan juga tubuh manusia.

Mari kita renungkan bersama. Apakah yang menyebabkan nabi Adam a.s. dan istrinya, Hawa, dikeluarkan dari surga yang penuh dengan kenikmatan? Alasan apakah yang menyebabkan iblis menjadi makhluk yang terlaknat oleh Allah Swt.? Karena apakah umat para nabi dan rasul dibinasakan? Semua karena dosa dan maksiat yang mereka kerjakan.

Kita renungkan lagi suatu perumpamaan berikut. Jika pada sebuah perahu yang berlayar di tengah lautan, lalu ada seseorang yang melubangi perahu tersebut dengan alasan untuk mengambil air. Maka, apa yang akan terjadi, jika tidak ada seorang pun mencegahnya? Lantas siapa yang akan tenggelam? Tentu bukan hanya pelaku saja, tetapi seluruh penumpang kapal.

Begitu juga akibat dosa dan maksiat, kadangkala tidak hanya berakibat buruk pada pelakunya, tetapi juga pada masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

Oleh karena itu, maka sangat penting bagi kaum muslimin memperhatikan masalah dosa dan maksiat ini serta berupaya untuk menjauhinya.

Dalam surah Al-Jatsiyah ayat 21, Allah Swt. berfirman:

أَمْ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجْتَرَحُواْ ٱلسَّيِّـَٔاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصّٰلِحَٰتِ سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۚ سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ

“Apakah orang-orang yang berbuat kejahatan/maksiat itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.” (Q.s. Al-Jatsiyah: 21)

 

Hadirin sidang majelis Jumat yang dimuliakan Allah

Pada kesempatan khutbah siang hari ini, kami sampaikan beberapa dampak dosa dan maksiat yang penting kita ketahui.

Pertama, mendatangkan murka Allah. Dalam surat Al-Furqan ayat 65 Allah berfirman:

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ  إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا

“Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami, jauhkanlah azam Jahannam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu kebinasaan yang kekal.” (Q.s. Al-Furqan: 65)

Ayat ini menunjukkan bahwasanya ‘Ibaadurahman’ (hamba-hamba yang dikasihi Allah Ar-Rahman) sangat takut terhadap azab atau siksa Allah. Karenanya mereka selalu berdoa agar dijauhkan dari padanya. Sudah barang tentu mereka selalu berusaha menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat.

Kedua, terhalang dari cahaya dan ilmu, karena ilmu adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah kegelapan yang menghalangi cahaya.

Imam asy-Syafi’i berkata dalam syairnya,

شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي

وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ       وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

“Aku mengadu kepada Waki’ tentang buruknya hafalanku.
Dia menasehatiku agar aku tinggalkan kemaksiatan.
Dia pun berkata: ‘Ketahuilah, sesungguhnya
 ilmu itu karunia.
Dan karunia Allah tidak akan diberikan pada orang bermaksiat.”

 

Hadirin sidang majelis Jumat yang dirahmati Allah

Ketiga, dosa akan melahirkan dosa yang lain, melemahkan keinginan untuk bertaubat dan berbuat kebaikan. Inilah yang dapat dipahami dari sabda Rasulullah Saw.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (pembohong).’” (H.r. Abu Dawud no. 4989).

Ulama salaf mengatakan, “Di antara hukuman dosa adalah mengajak kepada dosa berikutnya, dan di antara pahala kebaikan adalah kebaikan sesudahnya.”

Keempat, kesempitan hidup di dunia dan di akhirat. Difirmankan dalam surah Thaha ayat 124:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

“Dan barang siapa berpaling dari mengingatKu, maka baginya penghidupan yang sempit dan akan Kami kumpulkan dia di hari kiamat dalam keadaan buta.” (Q.s. Thaaha: 24).

 

Hadirin sidang majelis Jumat yang rahimakumullah

Kelima. membutakan mata hati dan menghilangkan rasa jijik terhadap dosa dari hatinya.

Allah berfirman di dalam surat Al-Muthaffifin ayat 14:

كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak, namun apa yang mereka lakukan [dari dosa] telah menutupi hati mereka.”

Terkait dengan ayat di atas, Rasulullah Saw. menyampaikan penjelasannya,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw., beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” (H.r. At Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27) dan Ahmad (2/297)

Keenam, menyebabkan kehampaan atau kekosongan hati.

Seorang pendosa dan ahli maksiat akan mengalami kehampaan dalam hatinya, yaitu ruang hampa antara dirinya dengan Allah Swt. Kehampaan ini disebabkan tidak adanya hidayah dari Allah, ia merasakan kebingungan, serta kehilangan sahabat-sahabat dan lingkungan sosial yang baik. Lama-kelamaan hatinya pun semakin kosong dan hampa.

 

Ketujuh, merasa bangga pada perbuatan dosa dan kemaksiatannya.

Akibat dosa dan kemaksiatan yang dilakukan terus-menerus membuat pelakunya lambat-laun menjadi bangga dan bahkan menyombongkan perbuatan maksiat yang dilakukannya. Hal ini terjadi manakala ia merasa aman dan tidak ada yang mengganggu perbuatannya tersebut. Namun, ia tidak menyadari akan datangnya ancaman murka dan siksa Allah Swt., baik di dunia maupun di akhirat kelak.

 

Hadirin sidang majelis Jumat yang dimuliakan Allah

Demikianlah sebagian dampak perbuatan dosa dan kemaksiatan yang dapat kita jadikan bahan renungan agar kita dapat menjauhinya. Semoga Allah Swt. senantiasa menampakkan kebenaran dan memberikan kepada kita kekuatan untuk mengikutinya dan menampakkan kebatilan sehingga sangat jelas batilnya serta memberikan kepada kita kekuatan untuk menjauhinya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah Kedua

 

الْحَمدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَرسَلَ رَسُولَهُ بِالهُدَىٰ وَدِينِ الحَقِّ لِيُظهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا.

أَشهَدُ أَن لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُه.

صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحبِهِ وَمَن تَبِعَهُم بِإِحسَانٍ إِلٰي يَومِ الدِّينِ.

أَمَّا بَعْد؛

فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوصِيكُم وَنَفسِي بِتَقوَى اللّٰهِ تَعَالٰى فَقَد فَازَ المُتَّقُونَ.

قَالَ اللّٰهُ تَعَاليٰ فِي القُراٰنِ الكَرِيمِ: يٰٓأَ يُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَ أَنتُم مُّسلِمُون

إِنَّ ٱللَّهَ وَ مَلَٰٓئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّ، يٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيهِ وَسَلِّمُوا تَسلِيمًا

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيتَ عَلَى إِبرٰهِيمَ وعَلَى اٰلِ إِبرٰهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكتَ عَلَى إِبرٰهِيمَ وعَلَى اٰلِ إِبرٰهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللّٰهُمَّ اغفِر  لِلمُسلِمِينَ وَالمُسلِمَاتِ، وَالمُؤمِنِينَ وَالمُؤمِنَاتِ، الأَحيَآءِ مِنهُم وَالأمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغفِر  لَنَا وَلِإِخوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ، وَلَا تَجعَل فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيم.

رَبَّنَا ظَلَمنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّم تَغفِر لَنَا وَتَرحَمنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الخَاسِرِينَ.

رَبَّنَا هَب لَنَا مِن أَزوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعيُنٍ وَاجعَلنَا لِلمُتَّقِينَ إِمَامًا.

رَبَنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنيَا حَسَنَةً وَفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.

سُبحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى المُرسَلِينَ، وَالحَمدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَٰلَمِينَ، وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ…

 

Tinggalkan Komentar