SEJARAH PERKEMBANGAN LITERATUR ILMU MUSTHOLAH AL-HADITS (Bagian 2)
Oleh: Achmad Dahlan, Lc., MA.
Literatur Mustholah al-Hadits Yang Lengkap
7. ‘Ma’rifah Anwa’ ‘Ulum al-Hadits atau Muqaddimah Ibn ash-Shalah
Sebuah karya yang pertama dalam bidang Ilmu Mustholah al-Hadits yang paling lengkap dan struktur. Buku ini ditulis oleh Taqiyy ad-Din Abu ‘Amr bin Utsman bin Abd ar-Rahman dan terkenal dengan sebutan Ibn ash-Shalah (wafat 643 H). Beliau menulis buku ini sebagai silabus murid-muridnya ketika mengajar di al-Madrasah al-Asyrafiyyah. Buku ini dianggap referensi utama dalam bidang Mustholah al-Hadits, dimana banyak sekali para penulis sesudahnya yang menjadikannya sebagai panduan dalam menyusun buku mereka.
Ibn ash-Shalah telah berhasil menulis buku Mustholah al-Hadits yang terstruktur dan sistematis, dengan mengkompilasi pembahasan-pembahasan utama dalam ilmu ini dari buku-buku sebelumnya seperti karya al-Hakim, al-Khathib al-Baghdadi dll. Walaupun demikian, buku ini sebenarnya merupakan pelajaran yang beliau diktekan kepada murid-muridnya, sehingga dalam perspektif Ilmu Hadis di era kontemporer, buku ini masih dianggap kurang sistematis karena tidak memisahkan ilmu-ilmu yang membahas tentang Matan secara tersendiri, juga tentang cara periwayatan dan sifat-sifat perawi hadis. Al-Hafidh Ibn Hajar juga berkata: ”Ibn Ash-Shalah berhasil menyusun bagian-bagian dalam ilmu hadis, kemudian beliau mendiktekannya kepada murid-muridnya sedikit demi sedikit, sehingga sistematikanya tidak terlalu sesuai dengan yang diharapkan. Beliau juga menambahkan banyak faidah-faidah pilihan, dan mengkompilasikan dalam bukunya pembahasan yang terserak dalam kitab-kitab lain. Oleh karena itu, banyak orang yang merujuk kepada kitabnya, dan menyusun kitab ilmu hadis berdasarkan susunanannya. Tidak terhitung orang yang menyusun pembahasannya menjadi syair, meringkasnya, menyempurnakan pembahasannya, baik yang menguatkan pendapatnya atau berselisih dengannya.” (Nuzhah an-Nadhar: 51)
Dalam ‘Ulum al-Hadits, Ibn ash-Shalah membagi ilmu hadis menjadi 65 pembahasan, diantaranya: hadis Shahih, hadis Hasan, hadis Dha’if, hadis Musnad, hadis Muttashil, hadis Marfu’, hadis Mauquf, hadis Maqthu’, hadis Mursal, hadis Munqathi’, hadis Mu’dhal, hadis Mudallas, hadis Syadz, hadis Munkar, Mutaba’at dan Syawahid, Ziyadah ats-Tsiqat, hadis Mu’allal, hadis Mudhtharib, hadis Mudraj, adab meriwayatkan hadis, adab menjadi ahli hadis, sanad ‘Ali dan sanad Nazil dll.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ibn Hajar, banyak penulis sesudah Ibn ash-Shalah banyak yang me-refer kepada buku ini baik meringkasnya, mensyarahnya, menyusun pembahasannya menjadi bait-bati syair, menyempurnakan pembahasannya dan memberikan ta’liq/hasyiyah/komentar. Diantara buku yang men-syarah (menjelaskan), mengoreksi dan menyempurnakan pembahasan Muqaddimah Ibn ash-Shalah adalah:
8. Al-Iqtirah Fi Fann al-Ishthilah
Ditulis oleh al-Hafidh Abu al-Fath Taqi ad-Din Muhammad bin ‘Ali yang lebih terkenal dengan nama Ibn Daqiq al-‘Id (702 H). Kitab ini sebenarnya bukan syarah/penjelasan kitab Ibn ash-Shalah, tapi lebih merupakan ringkasan dan koreksi serta penyempurnaan kitab Muqaddimah Ibn ash-Shalah.
9. An-Nukat ‘Ala Kitab Ibn ash-Shalah
Ditulis oleh al-Hafidh Muhammad bin Bahadur az-Zarkasyi (wafat 794 H). Kitab ini juga merupakan koreksi dan penyempurnaan dalam berbagai pembahasan dalam Muqaddimah Ibn ash-Shalah.
10. Ishlah Kitab Ibn Ash-Shalah
Ditulis oleh al-Hafidh Mughlathay bin Qulaij al-Bakjari al-Mishri (wafat 762 H). Merupakan penyempurnaan dan koreksi terhadap buku Ibn ash-Shalah.
11. Mahasin al-Isthilah wa Tadhmin Kitab Ibn ash-Shalah
Ditulis oleh Siraj ad-Din Umar bin Ruslan al-Bulqini (wafat 805 H). Dalam buku ini, al-Bulqini men-syarah, meringkas dan merapikan Muqaddimah Ibn ash-Shalah.
12. At-Taqyid wa al-Idhah
Ditulis oleh al-Hafidh Abu al-Fadhl Abd ar-Rahim bin al-Husain al-‘Iraqi (wafat 806). Merupakan salah satu syarah Muqaddimah Ibn ash-Shalah yang paling lengkap.
13. Nuz-hah an-Nadhar Fi Taudhih Nukhbah al-Fikar fi Mushthalah Ahl al-Atsar
Ditulis oleh al-Hafidh Abu al-Fadhl ‘Ali bin ‘Isma’il bin Hajar al-Asqalani (wafat 852 H). Kitab ini sebenarnya merupakan syarah dari kitabnya Nukhbah al-Fikar. Nukhbah al-Fikar sendiri merupakan kitab Mustholah yang ringkas dan terinspirasi dari kitabnya Ibn ash-Shalah.
14. An-Nukat ‘Ala Kitab Ibn ash-Shalah
Juga ditulis oleh Ibn Hajar al-Asqalani. Seperti an-Nukat karya az-Zarkasyi, kitab ini merupakan koreksi dan penyempurnaan terhadap Muqaddimah Ibn ash-Shalah. Akan tetapi kitab ini dianggap lebih baik daripada karya az-Zarkasyi.
15. Fath al-Mughits fi Syarh Alfiyah al-Hadits
Ditulis oleh al-Hafidh Muhammad bin Abd ar-Rahman as-Sakhawi (wafat 902 H). Merupakan syarah dari kitab Nadhm ad-Durar karya al-‘Iraqi berupa 1002 bait syair dalam ilmu Mustholah al-Hadits dan terinspirasi dari Muqaddimah Ibn ash-Shalah.
16. Tadrib ar-Rawi fi Syarh Taqrib an-Nawawi
Karya al-Hafidh Jalal ad-Din Abd ar-Rahman bin Abu Bakar as-Suyuthi (wafat 911 H). Merupakan kitab Mustholah yang paling banyak lengkap dibandingkan dengan syarah sebelumnya. Dalam kitab ini, as-Suyuthi men-syarah kitab at-Taqrib karya an-Nawawi yang merupakan ringkasan Muqaddimah Ibn ash-Shalah.
Sedangkan buku-buku Mustholah al-Hadits yang meringkas Muqaddimah Ibn ash-Shalah diantaranya:
17. At-Taqrib wa at-Taisir Lima’rifah Sunan al-Basyir wa an-Nadhir
Ditulis oleh al-Hafidh Muhy ad-Din bin Syaraf an-Nawawi (wafat 676 H), penulis kitab al-‘Arba’in an-Nawawiyyah yang terkenal tersebut.
18. Al-Muqidhah Fi ‘Ilm Musthalah al-Hadits
Ditulis oleh al-Hafidh Syams ad-Din Muhammad bin Ahmad adz-Dzahabi (wafat 748 H)
19. Al-Ba’its al-Hatsits fi Ikhtishar ‘Ulum al-Hadits
Ditulis oleh al-Hafidh Abu al-Fida’ ‘Imad ad-Din ‘Isma’il ibn Katsir (wafat 774 H), penulis Tafsir Ibnu Katsir.
20. Al-Mukhtashar Fi Ushul al-Hadits
Ditulis oleh ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali asy-Syarif al-Jurjani (wafat 816 H).
Sedangkan buku-buku Mustholah al-Hadits yang merangkai kitab Muqaddimah Ibn ash-Shalah atau buku turunannya dalam bait-bait syair diantaranya:
21. Nadhm Ad-Durar Fi ‘Ilm al-‘Atsar
Ditulis oleh al-Hafidh al-‘Iraqi. Kitab ini berisi 1002 bait syair yang pembahasannya mengikuti kitab Muqqaddimah Ibn ash-Shalah.
22. Alfiyah al-Hadits
Ditulis oleh al-Hafidh as-Suyuthi. Kitab ini berisi 982 bait syair yang pembahasannya mengikuti kitab Muqqaddimah Ibn ash-Shalah. Alfiyah as-Suyuthi dianggap lebih baik daripada karya al-’Iraqi.
23. Al-Mandhumah al-Baiquniyyah
Ditulis oleh al-Hafidh ’Umar bin Muhammad (wafat 1080 H). Berisi 34 bait syair ringkas dalam Mushtholah al-Hadits.
24. Alqab al-Hadits
Ditulis oleh al-Imam Muhammad bin Abd al-Qadir bin ’Ali bin Yusuf al-Fasi (wafat 1116 H). Berisi 52 bait syair ringkas dalam Mushtholah al-Hadits.
Literatur Mustholah al-Hadits Era Kontemporer
Diantara kitab-kitab Mustholah al-Hadits di era kontemporer (abad ke-20 Masehi dan sesudahnya) adalah:
25. Qawaid at-Tahdits
Ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Jamal ad-Din al-Qasimi (wafat 1914 M).
26. Al-Ba’its al-Hatsits Syarh Ikhtishar ’Ulum al-Hadits
Ditulis oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad Syakir (wafat 1958 M). Merupakan syarah kitab Ikhtishar ‘Ulum al-Hadits karya Ibn Katsir.
27. Syarh ‘Ilal al-Hadits
Ditulis oleh Syaikh Musthafa al-‘Adawi, merupakan syarah kitab ‘Ilal al-Hadits karya at-Tirmidzi.
28. Syarh Alfiyah al-Hadits
Ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ali al-Atsyubi, merupakan syarah kitab Alfiyah al-Hadits karya as-Suyuthi.
29. Al-Madkhal Fi ‘Ilm al-Hadits dan ad-Dibajah fi ‘Ilm al-Hadits
Keduanya ditulis oleh Syaikh Thariq bin ‘Iwadh Allah.
30. Taisir Mustholah al-Hadits
Ditulis oleh Syaikh Dr. Mahmud Thahhan (wafat 2020 M). Merupakan kitab yang ringkas dan banyak digunakan di berbagai lembaga pendidikan.
31. Lamahat Fi Ushul al-Hadits
Ditulis oleh Dr. Muhammad Adib Shalih (wafat 2017 M)
32. Manhaj an-Naqd fi ‘Ulum al-Hadits.
Ditulis oleh Dr. Nur ad-Din al-‘Ithr (wafat 2020 M). Diantara buku Ulumul Hadis yang lengkap terperinci dengan sistematika yang baik.
Masih sangat banyak literatur dalam Ilmu Mustholah al-Hadits yang lain yang tidak bisa disebutkan dalam tulisan singkat ini. Hal ini menunjukkan perhatian dan usaha yang luar biasa yang dicurahkan oleh para ulama dan pemikir Islam dalam bidang ilmu ini. Wallahu A’lam