IkadiDIY.com

Materi Khutbah Jumat Pekan ini 08012021 Muhasabah

MUHASABAH

 

 

Oleh: Endri Nugraha LaksanaS.Pd.I.

(Ketua Umum PW IKADI DIY)

 

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله خَاتِمَ الْأَنْبِياءِ وَالْمُرْسَلِيْن.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

 

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,

Allah Swt. mengingatkan untuk senantiasa melakukan introspeksi terhadap diri kita. Hal ini seperti terdapat dalam firman-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ  وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ  إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.s. Al-Hasyr : 18)

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,

Ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman dengan panggilan yang spesifik.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا.

Hai orang-orang yang beriman

Setelah itu, Allah Swt. memerintahkan orang–orang yang beriman untuk bertakwa kepada Allah. Perintah untuk bertakwa berarti perintah untuk menaati Allah Swt. Sebab, takwa bermakna sebagai berikut.

اَلتَّقْوَى هِيَ اِمْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا
مَعَ اِسْتِشْعَارِ تَعْظِيْمِ اللهِ.

“Takwa adalah menjunjung (mematuhi) seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya, yang nyata atau yang tersembunyi, serta mensyiarkan kebesaran kemulyaan Allah Swt.”

Setelah memerintahkan bertakwa, Allah Swt. memerintahkan orang-orang beriman untuk melakukan introspeksi terhadap diri mereka. Al-Quran menegaskan sebagai berikut.

وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ.

dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat)

Jika kita cermati, terdapat tiga keterangan waktu pada ayat di atas, sebagai bentuk introspeksi terhadap diri. Ketiga keterangan waktu tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Waktu sekarang, yaitu (وَلْتَنْظُرْ). Kita diperintahkan untuk  memperhatikan dan meneliti kondisi saat ini.
  2. Waktu yang telah lalu, yaitu (قَدَّمَت). Pengertian ini merujuk pada segala hal yang telah diperbuat pada masa lalu.
  3. Masa depan, yaitu (لِغَدٍ). Semua itu dilakukan agar kita tidak mengulangi kesalahan. Selain itu, proses introspeksi dilakukan agar kita dapat melakukan hal-hal yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Jika dirangkai menjadi satu, maka introspeksi diri adalah memperhatikan dan meneliti segala sesuatu yang telah dilakukan pada masa lalu dan masa kini untuk kebaikan di masa depan. Itulah maksud dari surat al-Hasyr ayat 18. Perbuatan yang bisa menghubungkan masa lalu dengan masa depan yang lebih baik adalah introspeksi diri. Dalam istilah bahasa Arab disebut juga dengan “muhasabah.”

 

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,

Muhasabah adalah meneliti perbuatan kita pada masa lalu dan masa kini, apakah ia merupakan perbuatan baik atau perbuatan buruk. Dengan muhasabah, perbuatan baik pada masa lalu bisa ditingkatkan pada masa depan, baik kualitasnya maupun kuantitasnya. Dengan muhasabah, perbuatan buruk pada masa lalu tidak perlu diulangi pada masa yang akan datang. Maka dengan muhasabah, hari esok kita akan lebih baik, di dunia juga di akhirat. Umar Ibnul Khaththab r.a. berkata:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا.

“Hendaklah kalian menghisab (mengintrospeksi) diri kalian sebelum kalian dihisab (oleh Allah Swt.)” (H.r. At-Tirmidzi-Ahmad).

Muhasabah bisa dilakukan setiap saat. Seseorang bisa melakukan muhasabah kapan saja, tanpa harus menunggu momentum tertentu. Ia bisa dilakukan sebelum beramal dengan mengevaluasi niat dan amalan yang akan dikerjakan, apakah sesuai syariat ataukah tidak? Muhasabah juga bisa dilakukan saat beramal, apakah niat kita masih lurus dan amalan kita tidak melenceng ataukah tidak? Muhasabah juga bisa dilakukan setelah beramal, adakah niat yang bergeser karena dipuji atau dicela?  Atau, bisa juga kita mengevaluasi, apakah amalan kita sesuai tuntunan syariat atau tidak? Jadi, muhasabah dapat dilakukan sebelum beramal, saat beramal, dan setelah beramal.

Muhasabah juga dapat dilakukan harian, pekanan, bulanan, atau tahunan. Semakin akurat muhasabah kita, maka akan semakin optimal perkembangan amal kita di kemudian hari. Jika muhasabah kita asal-asalan, maka tidak jelas perubahan yang akan dilakukan. Di akhirat nanti, Allah akan menghisab kita denga detail dan akurat. Allah Swt. berfirman :

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَه وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَه.

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.s. Al-Zalzalah: 7 – 8).

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,

Manusia yang tidak melakukan muhasabah terhadap dirinya, bisa jadi akan selalu mengulang-ulang kesalahan yang terjadi. Bisa juga prestasi dan kebaikannya tidak pernah maju dan bertambah. Hal demikian karena dia tidak pernah tahu kesalahan dirinya. Selain itu, ia juga tidak sadar akan prestasi dan kebaikannya. Pepatah menyebutkan, “Barang siapa yang harinya sama saja maka dia telah lalai, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat.

Manusia yang tidak mau melakukan muhasabah, maka dia dapat dikategorikan sebagai manusia yang sombong. Apa sebabnya? Karena orang yang sombong merasa dirinya telah sempurna, sehingga ia merasa tidak perlu melakukan introspeksi. Ia merasa selalu baik, benar, dan tidak pernah melakukan kesalahan. Kesombongan inilah yang menutup manusia dari kebenaran, karena dia tidak pernah muhasabah (introspeksi) terhadap dirinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

كَذَٰلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ.

“Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang”. (Q.s. Al-Mukmin : 35).

 

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,

Muhasabah yang dilakukan dengan baik, akan dapat meringankan hisab kita saat yaumul qiyamah. Umar Ibnul Khaththab r.a. berkata:

وَإِنَّمَا يَخِفُّ الحِسَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا

“Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.” (H.r. Tirmidzi).

 

Semoga Allah menganugerahkan kekuatan kepada kita untuk dapat melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap diri sendiri. Dengan muhasabah itu semoga Allah Swt. memudahkan hisab kita kelak di yaumul qiyamah. Aamiin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ  فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم، أَقُولُ مَا تَسْمَعُون، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْم

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّناَ وَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ وَسَلِّمْ

وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ ذُنُوْبَناَ وَلِوَالِدَيْناَ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَاناَ صِغَاراً

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِى يُبَلِّغُنِى حُبَّكَ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِيْ وَأَهْلِيْ وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ.

اَللَّهُمَّ يا مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ، صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِينِكَ.

اَللَّـهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِناَ، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَاناَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

اللهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الغَلَاءَ، وَالوَبَاءَ، وَالرِّبا، وَالزِّنَا، وَالزَّلَازِلَ، وَالمِحَن، وَسُوءَ الفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ المُسْلِمِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

وَلَذِكْرُ اللهِ أكبر  …

 Download Materi berupa PDF KLIK DISINI

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *