Jakarta, 2 November 2024 – Seminar Ekonomi Nasional bertema “Optimalisasi Potensi Umat dalam Membangun Kemandirian Bangsa” telah sukses digelar pada Sabtu, 2 November 2024, di Grand Sahid Hotel, Jakarta, sebagai bagian dari rangkaian Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IKADI 2024. Seminar ini menampilkan diskusi yang inspiratif dan strategis, dihadiri oleh para pakar dan tokoh dalam bidang ekonomi syariah dan pemberdayaan umat.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber utama: Buya Anwar Abbas dari Muhammadiyah, Dr. Ali Sakti dari Bank Indonesia Syariah, dan Prof. Yuni Erwanto. Diskusi difokuskan pada isu ekonomi umat, pengembangan ekonomi syariah, dan pentingnya sektor bisnis berbasis keumatan.
Buya Anwar Abbas: Menghidupkan Semangat Kewirausahaan Umat
Buya Anwar Abbas menyoroti pentingnya memperkuat ekonomi umat sebagai benteng dari ancaman kemurtadan yang, menurut beliau, seringkali berakar pada permasalahan ekonomi. “Kemandirian ekonomi umat harus terus didorong,” ujarnya. Buya mengingatkan pentingnya umat Islam mengadopsi entrepreneurial mentality dan mencontoh praktik-praktik bisnis yang sudah lama menjadi faktor kesuksesan komunitas tertentu di Indonesia.
Dia menambahkan, “Rahasia kesuksesan mereka adalah tidak bergantung pada posisi sebagai pegawai atau politisi, tetapi berfokus pada dunia usaha.” Buya juga menegaskan perlunya mengubah mentalitas dari employ mentality ke entrepreneurial mentality, yang berani mengambil risiko dan mandiri dalam mencari peluang ekonomi.
Buya juga mengutip nasihat bijak: “Jika ingin kaya, kuatkan diri, bersatulah, dan bangun koneksi yang kuat. Inilah kunci kesejahteraan umat,” tegasnya, menutup pemaparan dengan ajakan kepada para dai untuk berperan aktif mengubah pola pikir umat.
Dr. Ali Sakti: Menguatkan Peran Ekonomi Syariah di Tengah Polarisasi Global
Dr. Ali Sakti, mewakili Bank Indonesia Syariah, membahas peran strategis ekonomi syariah dalam menciptakan ketahanan ekonomi nasional. Menurutnya, di tengah polarisasi global dan ketidakpastian ekonomi akibat konflik geopolitik, Indonesia harus memiliki izzah ekonomi atau kemandirian ekonomi yang berakar kuat pada potensi umat.
Dr. Ali menyoroti peluang besar yang dimiliki ekonomi syariah, terutama dalam sektor zakat dan wakaf, yang masih belum tergarap secara optimal. Ia menekankan bahwa “harta itu seperti air yang harus mengalir agar memberi manfaat.” Ketika zakat dan wakaf dapat dikelola dengan baik, ekonomi umat akan semakin kuat, mengurangi praktik-praktik negatif seperti korupsi yang memperlemah masyarakat.
Dalam upaya memperkuat ekonomi umat, Dr. Ali menyampaikan pentingnya memaksimalkan potensi ekonomi syariah dalam berbagai sektor dan mengajak umat untuk semakin aktif memanfaatkan layanan ekonomi syariah yang kini berkembang pesat di Indonesia.
Prof. Yuni Erwanto: Mengembangkan Potensi Sektor Pertanian dan Peternakan untuk Umat
Prof. Yuni Erwanto menegaskan bahwa ekonomi yang kuat akan memudahkan umat dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dakwah. Ia mengajak umat Islam untuk lebih aktif di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan yang hingga kini masih belum menjadi fokus utama ormas-ormas Islam.
“Bidang-bidang ini memiliki banyak tantangan, tetapi dengan ilmu dan pengalaman, kita bisa mengatasi risikonya,” ujar Prof. Yuni. Ia mengajak para dai dan ormas Islam untuk mengambil langkah konkret dalam mengembangkan sektor-sektor ini agar umat dapat meraih kemandirian ekonomi dan memajukan bangsa secara berkelanjutan.
Kesimpulan Seminar
Seminar ini menegaskan pentingnya peran ekonomi syariah dan kewirausahaan bagi umat Islam Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan meraih kemandirian bangsa. Buya Anwar Abbas menekankan perlunya transformasi mentalitas menjadi lebih mandiri dan berani berwirausaha, Dr. Ali Sakti menyoroti kontribusi ekonomi syariah, dan Prof. Yuni Erwanto mendorong eksplorasi sektor pertanian dan peternakan sebagai peluang ekonomi besar bagi umat.
Melalui seminar ini, IKADI dan para peserta semakin terpacu untuk mengembangkan ekonomi umat yang mandiri dan berdaya saing, sejalan dengan visi membangun Indonesia yang kuat di atas pondasi ekonomi syariah dan pemberdayaan umat.