fbpx

IkadiDIY.com

Naskah Khutbah Jumat 30 Agustus 2024 Edisi 426, Ikadi DIY: MERAIH CINTA ALLAH

MERAIH CINTA ALLAH

Oleh: Ust. Achmad Dahln, Lc., M.A.
(Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan, PW Ikadi DIY)

 

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَضَاءَ الْقُلُوْبَ بِنُوْرِ كِتَابِه، وَأَرْشَدَ الْعُقُوْلَ بِالْبَرَاهِيْنِ السَّاطِعَةِ إِلَى تَوْحِيْدِه، وَأَلْهَمَ الشَّجَرَ وَالْحَجَرَ التَّسْبِيْحَ بِقُدْسِيَّتِه

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، تَعَالَى فِي رُبُوْبِيَّتِهِ وَأُلُوْهِيَّتِه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، اَلْهَادِيْ إِلَى نُوْرِ اللهِ وَهِدَايَتِه

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَمَسَّكَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ بِسُنَّتِه. أَمَّا بَعْد؛

فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: «يٰآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ»

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Diantara hal yang paling kita harapkan di dunia ini sebagai seorang Muslim adalah mendapatkan cinta dari Allah Swt. Itulah cinta yang paling agung, yang menjamin keselamatan seseorang di dunia dan akhirat. Cinta Allah adalah hal yang paling berharga yang bisa didapatkan seseorang, dan betapa sedikit orang yang mampu meraihnya.

Jika Allah mencintai seorang hamba, maka pendengaran dan penglihatannya akan dijaga oleh Allah dari melakukan kemaksiaan. Setiap langkah dan tindak-tanduknya akan dituntun oleh Allah, sehingga selalu menuju kebaikan. Jika ia meminta sesuatu, maka Allah mengabulkannya. Dan jika ia memohon perlindungan, maka Allah akan melindunginya. Inilah janji Allah di dunia kepada orang-orang yang dicintai-Nya. Sedangkan di akhirat, Allah berjanji untuk melindunginya dari api neraka, dan memasukkannya ke dalam surga. Sebagaimana sabda Nabi dalam hadis Qudsi:

 

فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لَأُعِيْذَنَّهُ

”Apabila Aku (Allah) telah mencintai seorang hamba, maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang  dan Aku menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Jika dia meminta kepada-Ku pasti Aku memberinya dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.” (Hr. Al-Bukhari).

 

Nabi juga bersabda dalam hadis yang lain:

 

وَلاَ يُلْقِي اللَّهُ حَبِيْبَهُ فِي النَّارِ

”Dan Allah tidak akan melemparkan orang yang dicintai-Nya ke dalam api neraka.” (Hr. Ahmad).

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam Alquran dan hadis Nabi, Allah Ta’ala dan Rasulullah Saw. menjelaskan beberapa karakter orang-orang beriman yang akan mendapatkan cinta Allah. Alangkah baiknya jika  kita mengetahui siapa saja orang-orang yang disebut secara spesifik sebagai orang-orang yang dicintai oleh Allah, agar kita dapat berusaha untuk beramal sesuai dengan kriteria tersebut. Tentunya juga dengan terus berdoa agar mendapatkan anugerah cinta Allah, sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ

“Ya Allah, aku memohon cinta-Mu, dan cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta terhadap amalan yang menyampaikanku pada cinta-Mu.” (H.r. At-Tirmidzi)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Diantara orang-orang yang dicintai oleh Allah, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran adalah:

Pertama; Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang konsisten untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Dalam situasi dan kondisi apapun, ia akan menjadikan takwa sebagai prioritas yang harus dilakukannya. Dengan segenap kemampuan dan sarana yang dimilikinya, ia berusaha menjadi hamba yang taat, yang tidak meninggalkan perintah dan melanggar larangan Allah. Firman Allah,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (Q.s. At-Taubah: 4)

Kedua; Allah mencintai orang-orang yang selalu berbuat baik. Mereka adalah orang-orang yang dengan kebersihan hati dan niat tulusnya selalu mencari peluang untuk melakukan kebaikan. Jenis kebaikan tentu sangat banyak dan tidak terhingga. Melakukan kebaikan tidak harus dengan modal uang yang banyak dan kekayaan yang melimpah. Setiap kita mampu melakukan kebaikan sekecil apapun. Bahkan hanya tersenyum kepada saudara Muslim juga merupakan sebuah kebaikan. Sebagaimana sabda: ”Jangan sekali-kali meremehkan kebaikan sedikitpun, walaupun hanya dengan menjumpai saudaramu dengan wajah berseri.” (H.r. Muslim)

Allah berfirman,

وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (Q.s. Al-Baqarah: 195)

Ketiga; Allah mencintai orang-orang yang selalu bersabar. Sabar adalah ketabahan yang terus-menerus dalam menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan, baik secara fisik maupun secara mental. Maka sabar mencakup tiga kondisi: sabar ketika mendapatkan musibah, sabar dalam melakukan ketaatan dan sabar dalam meninggalkan dosa dan kemaksiatan. Orang-orang yang mampu terus-menerus berada dalam syariat Allah, seberat apapun cobaan yang diterimanya, dan sesulit apapun jalan yang harus dilaluinya sangat layak untuk mendapatkan cinta Allah Ta’ala. Allah berfirman,

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

”Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Q.s. Ali Imran: 146)

Keempat; Allah mencintai orang-orang yang mengikuti Rasulullah. Mereka adalah orang-orang yang menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan dalam semua sisi kehidupan, dengan berusaha melaksanakan ajarannya, menghidupkan sunnahnya dan tidak mengada-ngadakan hal yang baru dalam agama. Allah berfirman,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمْ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, maka Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” (Q.s. Ali- Imran: 31)

Kelima; Allah mencintai orang-orang yang rendah hati dan berkasih sayang dengan orang-orang beriman yang lain. Ini adalah salah satu sifat utama yang harus dimiliki setiap Muslim dalam interaksi mereka dengan sesamanya. Sifat tawadhu’ dan rendah hati serta mencintai orang yang beriman akan berdampak pada kehidupan masyarakat yang harmoni, jauh dari pertikaian dan perpecahan. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ

”Wahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang kafir.” (Q.s. Ali Imran: 54)

Keenam, Allah mencintai orang-orang yang selalu bersuci dan banyak bertaubat. Bersuci dan bertaubat merupakan dua hal yang membedakan seorang Muslim dengan non-Muslim. Dengan selalu bersuci dan bertaubat, maka jiwa dan raga seorang Muslim menjadi bersih. Bersuci akan membersihkan badan dari najis dan kotoran. Sedangkan bertaubat akan menyucikan hati dari dosa dan kemaksiatan yang pernah dilakukan. Allah berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang banyak bertaubat dan orang-orang yang selalu bersuci.” (Q.s. Al-Baqarah: 222)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

            Masih banyak sifat-sifat lain yang menjadi sebab cinta Allah kepada hamba-Nya sebagaimana dijelaskan dalam Alquran. Diantaranya: Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil, orang-orang yang bertawakkal, orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dan orang-orang yang berjihad dalam barisan yang rapi. Sedangkan dalam sunnah Nabi, terdapat juga penjelasan mengenai orang-orang yang dicintai oleh Allah, diantaranya: Allah mencintai orang-orang bertaqarrub kepada Allah dengan melaksanakan ibadah wajib dan sunnah. (H.r. Ahmad) Allah mencintai orang-orang yang konsisten dalam melaksanakan shalat malam walaupun dalam kondisi safar. (H.r. Ahmad).  Allah juga mencintai orang yang bersabar dengan gangguan dari tetangganya. (H.r. Ahmad). Allah mencintai orang-orang yang zuhud. (H.r. Ibnu Majah). Allah mencintai orang-orang yang dermawan (H.r. Ibnu Asakir). Dan Allah mencintai orang-orang yang menyembunyikan amalnya (H.r. Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Semoga dengan penjelasan ini mampu memotivasi kita untuk berusaha meraih cinta Allah, karena ternyata banyak sekali jalan yang bisa kita tempuh untuk mendapatkan cinta Allah. Dan semoga kita termasuk diantara orang-orang yang beruntung mendapatkan cinta Allah Ta’ala,  amin ya rabbal alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم، أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْـمُسْلِمِيْنَ وَالْـمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah Kedua

 

الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه.

اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِه، أَمَّا بَعْد؛

فَيَا عَبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون: ((إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً))

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.

اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسَلَامَ وَالْمُسْلِمِيْن وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْن

اللهم انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْن، اللهم فُكَّ قَيْدَ أَسْرَاهُمْ، وَفَرِّجْ عَنْهُمْ كَرْبَهُمْ

 اَللّهُمّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وحب الْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنَا حُبَّك

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاة…