MENGASAH RASA PEDULI
DI TENGAH PANDEMI
Oleh: Ust. Wahyudin, S.Pd.I.
(Sekretaris PW IKADI DIY)
Download Khutbah Idul Adha PDF klik disini
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر.
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْد.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ سَهَّلَ لِعِبَادِهِ طُرُقَ الْعِبَادَةِ وَيَسَّر، وَأَفَاضَ عَلَيْهِمْ مِنْ خَزَائِنِ جُوْدِهِ وَأَكْثَر، وَجَعَلَ لَهُمْ عِيْدًا فِي كُلِّ عَامٍ فَيَتَكَرَّر، وَتَابَعَ لَهُمْ مَوَاسِمَ الْخَيْرَاتِ، لِتَزْدَادَ أَوْقَاتُهُمْ بِالطَّاعَاتِ وَتُعْمَر.
وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، رَبُّ الْكَوْنِ وَخَالِقُ الْبَشَر، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه، دَعَا إِلَى اللهِ بِالْحِكْمَةِ وَبَشَّر، وَأَفْضَلُ مَنْ تَعَبَّدَ لِلَّهِ وَذَكَّر، فَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَا لَاحَ هِلَالٌ وِأَنْوَر، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كثيرًا.
أَمّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ. يَقُولُ اللهُ تَبارَكَ وتَعالى في كِتابِهِ العَزِيزِ: ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ))
Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah
Sungguh suatu anugerah yang sangat luar biasa sampai detik ini, kita masih diberikan berbagai macam kenikmatan oleh Allah Swt. sehingga kita masih dapat melaksanakan ibadah shalat Idul Adha dan Insya Allah disusul rangkaian penyembelihan hewan kurban nanti. Pada tahun ini, kita kembali merayakan Idul Adha dalam keterbatasan dikarenakan suasana pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua dan belum ada tanda-tanda akan mereda. Semua nikmat ini harus kita syukuri dengan selalu berupaya semakin mendekat dan menggantungkan diri kepada Allah ‘azza wa jalla.
Gelombang kedua penyebaran dan lonjakan kasus positif Covid-19 saat ini, sudah seharusnya membuat kita semakin dekat kepada pemilik dan penguasa alam semesta ini, Allah rabbul ‘alamiin. Dan sudah seharusnya kita semakin ketat menerapkan protokol kesehatan dan tidak mengabaikannya. Musibah ini datang sebagai ujian bagi kita semuanya.
Allah Swt. berfirman dalam surat Al Hadid ayat 22-23:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (٢٢) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (٢٣)
“Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah, agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (Q.s. Al-Hadid ayat 22-23)
Musibah pandemi Covid-19 ini menunjukkan kebenaran firman Allah di atas. Jauh sebelum itu, Allah yang Maha Tahu dan Maha Merencanakan telah menetapkan peristiwa ini dalam Kitab-Nya, Lauhul Mahfudz. Allah ingin mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang berikhtiar, berserah diri, dan menggantungkan hasil usahanya kepada Allah dan siapa yang abai terhadapnya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillaahilhamd.
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah Swt.
Dalam situasi sulit dan serba terbatas ini, pelaksanaan Idul Adha dan ibadah kurban, tidak boleh kehilangan makna dan esensinya. Esensi Idul Adha dan ibadah kurban mengajarkan kita untuk bersedia berkorban untuk membantu orang lain yang kesusahan dan membutuhkan bantuan. Yang berkelapangan rizki membantu yang lemah, yang sehat membantu yang sakit, yang berilmu membantu dengan ilmu dan pencerahannya. Ada simpati dan empati kepada mereka yang terkena musibah.
Ada pelajaran dan hikmah mulia, yang dapat kita petik dari peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim a.s. untuk menyembelih anak kesayangannya, Nabi Ismail a.s. Ia merupakan bentuk ketaatan atas perintah Allah Swt. Perintah suci ini mengandung makna bahwa hidup perlu pengorbanan untuk mendapatkan kasih sayang dan ampunan Allah, pemilik alam semesta ini. Dan, Nabi Ibrahim a.s. telah lulus dalam ujian berat ini, karena menjalankannya dengan sepenuh hati.
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (Q.s. Al-Baqarah: 124).
Sebagai balasan dari Allah, maka Allah pun menggantikan Nabi Ismail a.s. dengan seekor kambing yang sehat dan gemuk sehingga selamatlah Nabi Ismail a.s. dari peristiwa penyembelihan ini.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillaahilhamd.
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah Swt.
Hidup saling menolong adalah suatu keniscayaan bagi manusia. Kita tidak mampu hidup sendiri. Kita membutuhkan bantuan orang lain agar dapat hidup secara normal. Oleh karena itu, ketika kita memiliki kelebihan rezeki, maka bantulah orang lain. Bahkan, kita dapat membantu orang lain dengan apa pun yang kita miliki: ilmu, pemikiran, tenaga, harta, dan nasihat. Sunguh besar pahala dan balasan Allah Swt. kepada orang yang mau menolong sesamanya, sebagaimana hadis berikut.
Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda,
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ.
“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya.” (H.r. Muslim).
Jamaah shalat Idul Adha yang dimuliakan Allah Swt.
Setelah Allah dan RasulNya mengetuk hati kita dengan berbagai keutamaan membantu dan meringankan kesulitan orang lain, tidakkah hati ini tergerak untuk memberikan bantuan dan meringankan beban kesulitan orang lain? Di manakah perasaan kita, ketika seseorang datang meminta langsung pertolongan kepada kita? Pantaskah kita mengharapkan pertolongan Allah, sementara kita mengabaikan permintaan pertolongan orang lain kepada kita, sementara kita mempunyai kemampuan dan kesanggupan untuk membantunya?
Mari kita renungkan dalam hati dengan penuh penghayatan sabda Nabi Muhammad saw. dalam hadis qudsi berikut ini.
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: ((يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي. قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِين؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ. أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ. يَا ابْنَ آدَمَ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي. قَالَ: يَا رَبِّ، وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلَانٌ، فَلَمْ تُطْعِمْهُ. أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ، لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي؟ يَا ابْنَ آدَمَ، اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي. قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تَسْقِهِ. أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ وَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي))
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman di hari kiamat,” Wahai anak Adam, dulu Aku sakit tetapi engkau tidak menjenguk-Ku.” Manusia bertanya,” Tuhanku, bagaimana kami dapat menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta?” Tuhan menjawab,” Tidak tahukah engkau bahwa si fulan sakit, tetapi engkau tidak menjenguknya? Tidak tahukah engkau jika engkau menjenguknya, engkau pasti dapati Aku ada di sisinya.” Tuhan berfirman lagi,” Wahai anak Adam, dulu Aku minta makan kepada engkau tetapi engkau tidak memberi Aku makan.”Manusia bertanya,” Tuhanku, bagaimanakah aku dapat memberi-Mu makan sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta?” Tuhan menjawab,” Tidak tahukah engkau bahwa hamba-Ku si fulan meminta makan kepadamu dan engkau tidak memberinya makan? Tidak tahukah engkau bahwa jika engkau memberinya makan, engkau pasti dapati ganjarannya ada di sisi-Ku.” Tuhan befirman,” Wahai anak Adam, dulu Aku minta minum kepadamu dan engkau tidak memberi-Ku minum.” Manusia bertanya,” Tuhanku, bagaimanakah aku dapat memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta?” Tuhan berfirman,” Hamba-Ku fulan meminta minum padamu dan engkau tidak memberinya minum. Apakah engkau tidak tahu bahwa seandainya engkau berikan ia minum engkau pasti dapati ganjarannya ada di sisi-Ku.” (H.r. Muslim).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillaahilhamd.
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah Swt.
Sungguh luar biasa peringatan Allah yang Maha Bijaksana ini kepada kita selaku hamba-Nya. Pada masa pandemi ini, Allah yang Maha Pemurah memberi kesempatan kepada kita yang mengaku beriman kepada janji dan ancaman-Nya untuk mengasah rasa peduli dan kemanusiaan kepada sesama. Percayalah bahwa ketika kita menginfakkan harta, ilmu, pemikiran, tenaga, dan apa pun yang kita miliki, Allah pasti akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Kalau kita tidak mendapatkannya di dunia, pasti kita akan dapatkan di akhirat. Bahkan boleh jadi kita akan mendapatkan balasannya di dunia dan di akhirat kelak.
Allah, Dzat yang Maha Luas Karunia-Nya berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.s. Al-Baqarah: 261).
Inilah esensi kita beridul Adha. Ketaatan dan syukur kepada Allah Sang Pemberi Rezeki, serta kepeduliaan dan pengorbanan kepada sesama.
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ, فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (Q.s. Al-Kautsar: 1-3).
Oleh karena itu, mari kita gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Mari ber-fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan. Saat ini boleh jadi kita yang membantu orang lain, tapi bisa jadi besok atau lusa kita yang membutuhkan pertolongan orang lain. Bagi Allah Swt. sangat mudah untuk membalik keadaan ini. Demikianlah, semoga Allah Swt. senantiasa menjaga kita semua. Semoga pula pandemi Covid-19 ini segera berakhir dari muka muka bumi ini. Amiin amiin ya rabbal ‘alamiin.
Selanjutnya, mari kita tutup khutbah ini dengan berdoa kepada Allah Swt.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَ لِكَ اْلكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِك.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَالْـمُسْلِمِين، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْن، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْن، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِناً مُطْمَئِنّاً وَسَائِرَ بِلَادِ الْـمُسْلِمِيْن، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.
اَللَّهُمَّ فَرِّجْ هَمَّ الْـمَهْمُوْمِين، وَنَفِّسْ كَرْبَ الْمَكْرُوْبِين، وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنَ الْـمَدِيْنِيْن، وَاشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَى الْـمُسْلِمِين.
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئْمَّتَنَا وَوُلَاةَ أَمْرِنَا، وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا، وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَه، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَه، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَه، وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْن.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْم.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن.