MARI BERSATU
MEMBELA PALESTINA
Oleh: Ust. Slamet Abdurrahman, S.Ag., M.S.I.
(Bidang Pengkajian dan Litbang, PW Ikadi DIY)
Download PDF dan Word Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini:
الحَمْدُ لِلَّهِ نَاصِرِ اْلمُؤْمِنِيْنَ، خَاذِلِ الْكَافِرِيْنَ، مُعِزِّ اْلمُوَحِّدِيْنَ، وَفَاضِحِ اْلعُمَلَاءِ وَاْلمُنَافِقِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ إِمَامِ اْلمُجَاهِدِيْنَ، وَقَائِدِ اْلغِرِّ اْلمُحَجِّلِيْنَ، اْلمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهً، نَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا شَيْءَ قَبْلَهُ وَلَا شَيْءَ بَعْدَهُ، مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ إِمَامَنَا وَقَائِدَنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَغَ الرِّسَالَةَ، وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَكَشَفَ اْلغَمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى أَتَاهُ اْليَقِيْنُ
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: «يَآ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ»
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Di saat Umat Islam sedang fokus untuk menunaikan ibadah haji dan kurban tahun ini, kita dituntut pula untuk memberi perhatian terhadap nasib saudara kita yang sedang berjuang di Palestina. Jangankan untuk beribadah, untuk menarik nafas guna memperpanjang hidup saja sangat susah. Saudara kita di Palestina mengalami ujian yang teramat berat karena gempuran militer zionis Israel. Kota-kotanya hancur lebur dan ribuan orang menjadi korban.
Islam mengajarkan agar kita peduli pada nasib sesama, apalagi terhadap orang beriman. Seorang mukmin lebih dekat persaudaraannya dengan kita daripada sekadar hubungan darah (keturunan). Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan, maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. (H.r. Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Ketika banyak negara menyuarakan hak asasi manusia dan anti penindasan, ternyata masih ada negara terjajah yang penduduknya ditindas dan terancam punah. Itulah Gaza, Palestina. Di negeri itu, zionis Israel melakukan penggusuran pemukiman penduduk dan pembunuhan secara brutal. Penjajah zionis berusaha melenyapkan Palestina dari peta dunia.
Begitu keji dan brutal perlakuan zionis sehingga siapapun yang melihatnya, pasti akan merasa miris, iba, dan terluka rasa kemanusiaannya. Mereka yang terketuk hati nuraninya pasti akan terpanggil untuk melakukan pembelaan terhadap warga Palestina. Sebaliknya, mereka yang tak lagi memiliki hati nurani akan membela penjajahan secara serampangan.
Selama ini kita sering melihat banyak negara besar menyuarakan HAM, demokrasi, dan juga kebebasan. Para pimpinan negara itu ‘getol’ menyanyikan lagu tentang persamaan hak. Tetapi ketika tragedi penindasan dan pembunuhan masal (genosida) atas warga Palestina terpampang nyata di depan mata, semua diam membisu; seolah itu hanya kematian nyamuk atau cicak yang tidak perlu dihiraukan.
Pilihan-pilihan politik yang bertentangan dengan hati nurani itulah yang saat ini dikutuk dan dikecam oleh warga negara mereka sendiri. Maraknya aksi demonstrasi di negara-negara Eropa dan dunia Barat akhir-akhir ini, memperlihatkan bahwa genosida di Palestina telah membelalakkan mata dunia. Bergeraknya kampus-kampus di negara-negara Barat untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina, mengutuk kekejaman zionis Israel, dan menentang keberpihakan negara Barat terhadap Israel adalah suara hati nurani warga dunia.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Ada sebagian orang berkata dengan nada sinis, “Mengapa kita mesti repot-repot ikut memikirkan nasib Palestina, sedangkan negeri kita sendiri banyak masalah?” Sikap nyinyir seperti itu masih sering kita dengar di tengah masyarakat kita.
Mengapa kita harus peduli dan memiliki solidaritas kepada rakyat Palestina? Pertama, karena panggilan kemanusiaan. Hati nurani kita melawan segala bentuk penindasan dan pembantaian yang di luar perikemanusiaan. Kekejaman penjajah Israel telah berada di luar batas kemanusiaan. Terakhir kita menyaksikan serangan udara Israel atas Rafah di selatan Jalur Gaza pada Minggu (26/5/2024) malam. Serangan yang menyasar kamp pengungsian Tel Al-Sultan itu menewaskan sedikitnya 45 orang dan 249 lainnya terluka.
Kebiadaban Israel ini menambah panjang daftar korban sipil Palestina. Melansir kantor Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Kemanusiaan (OCHA), total korban jiwa Palestina hingga 27 Mei 2024 bertambah menjadi 36.050 jiwa, sementara 81.026 lainnya terluka. Kebrutalan Israel telah mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Terlebih karena bom Israel menghantam tenda-tenda pengungsi di area yang ditetapkan sebagai ”zona aman”. Tragisnya, serangan terjadi di malam hari ketika sebagian besar pengungsi tengah bersiap tidur.
Sebagai manusia yang masih memiliki hati nurani, semestinya kita tergerak. Kita yang masih memiliki nilai-nilai moral, pasti sadar bahwa pembantaian Israel adalah tindakan biadab dan tidak bisa dibiarkan. Hanya orang yang hilang akal sehat yang tidak peduli pada Warga Palestina.
Kedua, karena panggilan iman. Ketika saudara-saudara muslim di negeri yang terberkahi itu dibantai, maka kita terggugah karena keimanan. Kita terpanggil untuk membela warga Palestina karena memahami sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِيْ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اثْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمى
“Perumpamaan kaum mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas” (H.r. Muslim)
Saat ini saudara kita di Palestina ini bukan sekadar sakit. Ribuan nyawa dibantai secara brutak, ribuan yang lain terluka sanak, anak-anak menjadi korban, dan kota-kota dihancurkan. Saatnya kita membuktikan nilai persaudaraan sebagai sesama muslim.
Dalam hadits lainnya, Rasulullah Saw. bersabda:
المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ
Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. (H.r. Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Islam mendorong umatnya untuk memperbanyak kemaslahatan bagi sesama, tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa; bukan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan. Inilah yang kita pahami dari firman Allah Swt.
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Q.s. Al Maidah: 2)
Hal ini dikuatkan lagi dalam firman Allah ta’ala:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿٧١﴾
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.s. At-Taubah: 71)
Ketiga, kita tergerak membela Palestina, karena kita terikat oleh konstitusi. Negara merumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Jadi, menjadi warga Indonesia adalah menjadi manusia yang anti penjajahan, anti penindasan, dan senantiasa mengutuk kebiadaban. Kita bersyukur bahwa suara kemanusiaan dan keimanan kita selaras dengan konstitusi negara kita. Kita bersyukur bahwa selama ini, dalam isu-isu Palestina, negara hadir mewakili suara hati nurani kita. Oleh karena itu, aneh rasanya, jika sebagai warga negara Indonesia, kita malah menjadi penyokong penjajahan Israel.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Selanjutnya, apa yang semestinya kita lakukan?
Pertama, kita harus membantu dengan memperbanyak doa agar penderitaan bangsa Palestina diringankan, diberikan ketabahan, dan kekuatan lahir batin menghadapi ujian berat ini. Kita juga berharap agar Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat.
Kedua, kita perlu memberikan pemahaman dan edukasi pada masyarakat, khususnya umat Islam, tentang fakta yang terjadi di Palestina bahwa negara itu sedang dijajah oleh zionis Israel. Dengan cara demikian, diharapkan dukungan terhadap perjuangan Palestina akan semakin menguat. Jangan sampai malah muncul sikap apatis, tidak mau tahu, bahkan justru mendukung gerakan zionis.
Ketiga, menggalang dana masyarakat untuk ikut serta meringankan beban bangsa Palestina melalui lembaga resmi yang kredibel.
Keempat, menggalakkan boikot terhadap produk-produk yang secara nyata memberikan dukungan kepada penjajahan Israel. Semaksimal mungkin mari kita kurangi konsumsi produk-produk pro-zionis, dan menggantinya dengan produk-produk yang lain.
Kelima, mendukung pemerintah Republik Indonesia untuk terus berpartisipasi lebih aktif dalam menciptakan keamanan dunia dan perdamaian abadi sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Seluruh langkah-langkah tersebut bertujuan untuk memberikan tekanan agar zionis berhenti melakukan tindakan keji dan Palestina memperoleh hak penuh sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, terbebas dari penjajahan Israel. Hingga saat ini telah ada 143 negara di dunia, dari 193 negara, yang telah mendukung keanggotaan Palestina di PBB. Semoga Allah Swt. memberikan pertolongan dan kemudahan bagi Palestina.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Selain hal-hal sebelumnya, kita perlu selalu ingat bahwa di Palestina dengan Masjid Al-Aqsha di dalamnya, merupakan kiblat pertama umat Islam, dan di masjid itu Nabi saw. melaksanakan Isra’ Mi’raj. Selain itu, Masjid Al-Aqsha merupakan masjid ketiga yang dimuliakan Allah, sehingga Rasulullah saw. berpesan agar kita jadikan sebagai satu tujuan ziarah umat Islam dengan penuh kebebasan.
لَا تُشَدُّ الرِحَالُ إِلَّا إِلى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسجِدِ الحَرَامِ وَ مَسجِدِ الأَقصَى وَ مَسجِدِي هذَا
“Bepergian itu tidak ditekankan melainkan hanya menuju tiga masjid, yaitu: Masjidil Haram, Masjid Al-Aqsha dan Masjidku ini. (H.r. Bukhari-Muslim)
Demikian khutbah Jumat siang ini, semoga dapat membangun kesadaran dan pemahaman akan tanggung jawab kita sebagai umat Islam. Semoga memberikan pertolongan dan kemudahan bagi saudara kita di Palestina. Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْم، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم ، إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّحِيْم ، وَقُلْ رَّبِ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْن
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّه عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشْهَدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلٰى رِضْوَانِه.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَأَطِيْعُوْهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ:
«إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً»
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَات.
اللهم انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْن، اللهم فُكَّ قَيْدَ أَسْرَاهُمْ، وَفَرِّجْ عَنْهُمْ كَرْبَهُمْ، اللهم اشْفِ مَرْضَاهُمْ، وَقَوِّ عَاجِزيْهِمْ، اللهم أَعِنْهُمْ عَلَى بَلَائِهِمْ، وَهَوِّنْ عَلَيْهِمْ يَا مَوْلَانَا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
اللهم عَلَيْكَ بِالْيَهُوْدِ الظَّالِمِيْن، وَالصَّهَايِنَةِ الْغَاصِبِيْن، اللهم أَحْصِهِمْ عَدَدًا، وَاقْتُلْهُمْ بَدَدًا، وَلَا تُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا
اللهم يَا مُسَبِّبَ الْأَسْبَاب، وَيَا هَازِمَ الْأَحْزَاب، إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَنْصُرَ أَهْلَ فِلِسْطِيْن عَلَى مَنْ عَادَاهُم، اللهم سَدِّدْ رَمْيَهُمْ، وَوَحِّدْ صفَّهُمْ، وَثَبِّتِ الْأَرْضَ تَحْتَ أَقْدَامِهِمْ.
اللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
والْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
أَقِيْمُوا الصَّلَاة.