DALIL DOA SUJUD TILAWAH
PERTANYAAN:
Assalamu’alaikum wr.wb.
Bismillah. Ustadz, izin bertanya. Apakah ada dalil doa yang dibaca saat sujud ayat tilawah? Dan apakah boleh jika membaca doa seperti ketika sujud dalam salat? Matur Nuwun.
JAWABAN:
Waalaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh
Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika sampai pada ayat sajdah dalam Al-Qur’an. Ayat sajdah sendiri adalah ayat yang di dalamnya terdapat perintah untuk bersujud atau menjelaskan bahwa orang-orang beriman dan alam semesta bersujud kepada Allah. Kita disunnahkan untuk bersujud ketika membaca ayat-ayat tersebut.
Sesuai dengan hadis yang disampaikan oleh shahabat Amr bin al-Ash yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, al-Hakim, ad-Daruquthni yang dihasankan oleh al-Mundziri dan an-Nawawi, terdapat 15 ayat sajdah dalam Al-Qur’an yaitu:
- Al-A’raf: 206,
- Ar-Ra’d: 15,
- An-Nahl: 49,
- Al-Isra’: 107,
- Maryam: 58,
- Al-Hajj: 18,
- Al-Hajj: 77,
- Al-Furqan: 60,
- An-Naml: 25,
- As-Sajdah: 15,
- Shad: 24,
- Fushshilat: 37,
- An-Najm: 62,
- Al-Insyiqaq: 21 dan
- Al-’Alaq: 19.
Perintah untuk bersujud ketika membaca ayat sajdah diantaranya terdapat dalam hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُولُ يَا وَيْلَهُ – وَفِى رِوَايَةِ أَبِى كُرَيْبٍ يَا وَيْلِى – أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِىَ النَّارُ
“Jika anak Adam membaca ayat sajdah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata: “Celaka aku. Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan neraka.” (H.r. Muslim)
Terdapat hadis yang menjelaskan doa yang disunnahkan untuk dibaca ketika sujud tilawah yaitu:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي سُجُودِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ يَقُولُ فِي السَّجْدَةِ مِرَارًا سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ
“Dari ‘Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa membaca dalam sujud tilawah di malam hari beberapa kali bacaan: Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu. Bihaulih Waquwwatihi (Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang membentuknya, yang membentuk pendengaran dan penglihatannya. Dengan daya dan kekuatannya.” (H.r. Abu Daud, at-Tirmidzi dan An Nasa-i, Ibnu Majah, Shahih Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim)
Dalam riwayat Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim, kata “Bihaulihi Waquwwatihi” diganti dengan “Tabarakallahu Ahsanal Khaliqin.” Hadis ini dishahihkan oleh at-Tirmidzi, al-Hakim, Ibnu Khuzaimah, adz-Dzahabi, Musthafa al-A’dhami dan Syaikh al-Albani.
Walaupun demikian, menurut madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) dibolehkan dalam sujud tilawah untuk membaca doa sujud seperti ketika shalat.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa ia berkata: “Aku mendengar Imam Ahmad ditanya mengenai doa yang dibaca ketika sujud al-Qur’an, beliau menjawab: “Kalau saya, saya membaca “Subhana Rabbiyal A’la.”
Wallahu A’lam Bish Shawab.