MEMPERHATIKAN PARA PENUNTUT ILMU
Oleh: Denis Arifandi Pakih Sati, Lc., M.Hum
Banyak orangtua yang berharap anaknya menjadi ulama rabbani; menjaga nilai-nilai ilahiyyah, taat dan salih, bermanfaat bagi dirinya sendiri dan umat manusia (terkhusus umat Islam).
Maka, mereka pun menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah yang berbasis keagamaan, baik pondok atau madrasah. Dan itu sudah benar.
Tapi, ada satu ucapan menarik dari seorang ulama yang bernama Imam Sadid al-Din al-Syirazi, yang dimuat oleh Imam al-Zarnuji dalam نitabnya Ta’lim al-Muta’allim Thariq al-Ta’allum, halaman 79:
“Siapa yang ingin anaknya menjadi ulama, hendaklah ia memperhatikan para penuntut ilmu yang perantau; memuliakan mereka, memberi makan mereka, dan memberikan mereka sesuatu. Jikalau tidak anaknya yang menjadi ulama, maka cucunya.”
Walaupun secara spesifik tidak ada dalilnya, namun secara umum ada benarnya. Ketika kita berbuat kebajikan, maka Allah SWT akan membalas sesuai dengan kebajikan yang kita lakukan; al-Jaza’ min Jins al-‘Amal, balasan itu sesuai amalnya. Kalau kita baik, maka Allah SWT akan hadirkan orang-orang baik di sekitar kita atau dikaruniakan orang-orang baik tersebut.
Pointnya bisa kita ambil, ya!
Bantulah orang-orang yang sedang menuntut ilmu, yang mereka datang jauh-jauh dari negeri mereka. Kalau di Yogyakarta, jumlahnya sangat banyak sekali. Ada yang di kampus, ada yang di pondok. Tanamkan saja dalam pikiran kita, sekarang mungkin mereka mahasiswa atau santri, namun suatu hari nanti mereka akan menjadi pemimpin masyarakat dan umat. Ketika kita bantu mereka, maka setiap amal kebajikannya akan menjadi amal juga bagi kita; amal jariyah.
Bantuan pendidikan, bantuan konsumsi, bantuan buku, dan lain-lainnya masuk dalam bahasan ini.
Harapannya, mudah-mudahan dengan itu menjadi jalan bagi kita untuk dikaruniai keturunan yang salih (ulama).