fbpx

IkadiDIY.com

Naskah Khutbah Jumat 05 November 2021 Edisi 278, Ikadi DIY: MENSYUKURI NIKMAT ISLAM

MENSYUKURI NIKMAT ISLAM

Oleh: Ust. Sulkhan Zainuri, Lc., MA.

(Kabid Humas dan Organisasi, PW Ikadi DIY)

 

Download PDF Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini:

 

Download MS Word Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini:

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْإِسْلَامَ لَنَا دِيِنًا، وَمُحَمَّدًا نَبِيًّا وَرَسُوْلًا، وَالْقُرْآنَ قَائِدًا وَدَلِيْلا.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، تَعَالَى عِزًّا وَجَلَالا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، قَضَى عُمْرَهُ لِلدَّعْوَةِ بُكْرَةً وَأَصِيْلا.

اللهم صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ، خَاتِمِ أَنْبِيَائِه، وَسَيِّدِ أَصْفِيَائِه، اَلْمَخْصُوْصِ باِلْمَقَامِ الْمَحْمُود، فِي الْيَوْمِ الْمَشْهُوْد، اَلَّذِيْ جُمِعَ فِيِهْ الْأَنْبِيَاءُ تَحْتَ لِوَائِه، وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا مَزِيْدا.

 أما بَعْد؛

فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: ((يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ))

وَقَالَ أَيْضًا: ((أَفَمَنْ شَرَحَ اللّٰهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلٰى نُوْرٍ مِّنْ رَّبِّهِ ۗ فَوَيْلٌ لِّلْقٰسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِّنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اُولٰئِكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ))

 

Jamaah kaum Muslimin rahimakumullah,   

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan berbagai kenikmatan kepada kita semua. Diantara kenikmatan itu adalah nikmat iman dan Islam yang merupakan nikmat Allah yang paling besar. Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi terakhir yang memberikan pencerahan kepada kita, sehingga kita mampu mengekspresikan ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Ta’ala.

Dalam Surah Ibrahim ayat 7 Allah berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.s. Ibrahim: 7)

Ayat ini memberikan arahan kepada kita untuk senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan Allah kepada kita berupa berbagai kenikmatan. Kenikmatan itu begitu banyak, hingga kita tidak akan mampu menghitungnya. Diantara sekian banyak nikmat yang Allah anugerahkan, nikmat iman dan Islam merupakan karunia terbesar. Betapa tidak. Bukankah dengan nikmat ini kita mempunyai kemampuan untuk menjalani kehidupan di dunia dengan aturan dari Allah yang akan mengantarkan kepada kebahagiaan? Bukankah dengan nikmat ini juga, kita mempunyai peluang yang besar untuk mendapatkan rahmat Allah di akhirat dan dibebaskan dari siksa neraka? Nikmat Islam merupakan karunia Allah yang sangat agung, maka sudah sepatutnya kita mensyukurinya. Dengan panduan Islam, kita mampu memahami tujuan penciptaan kita, yaitu sebagai seorang hamba sekaligus khalifah-Nya di muka bumi ini.

 

Jamaah kaum Muslimin rahimakumullah,   

Lalu, bagaimanakah cara untuk mensyukuri nikmat Islam begitu agung tersebut?

Pertama, menghayati ke-Islaman kita bahwa menjadi seorang muslim merupakan kehormatan yang luar biasa. Allah telah memilih kita diantara miliaran makhluk-Nya untuk mendapatkan hidayah tersebut. Maka tidak pantas kita merasa malu menjadi seorang Muslim. Bahkan, Al-Qur’an mengajarkan agar kita menunjukkan ke-Islaman kita dengan mengatakan: ”Isyhaduu Biannaa Muslimuun”, saksikanlah oleh kalian semua, kami adalah orang-orang Muslim.

Menjadi Muslim bukanlah aib, maka tidak pantas kita menyembunyikan ke-Islaman kita. Kita harus merasa bangga dengan karunia ini. Bahkan Rasulullah Salllallahu ‘alaihhi wasallam -manusia paling agung sepanjang zaman- menyebut kita sebagai saudaranya. Ini adalah kehormatan yang luar biasa. Rasulullah menganggap kita saudaranya, karena kita belum pernah bertemu beliau, akan tetapi kita beriman dengan risalah yang dibawanya. Dalam Musnad Imam Ahmad Rasulullah Salallahu’alaihi wasallam menyampaikan hal tersebut dengan mengatakan,

((وَدِدْتُ أَنِّي لَقِيتُ إِخْوَانِي)) قَالَ: فَقَالَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  أَوَلَيْسَ نَحْنُ إِخْوَانَكَ؟ قَالَ: ((أَنْتُمْ أَصْحَابِي، وَلَكِنْ إِخْوَانِي الَّذِينَ آمَنُوا بِي وَلَمْ يَرَوْنِي)).

”Aku berharap bertemu saudara-saudaraku.” Berkata para sahabat: ”Bukankah kami saudaramu?” Nabi bersabda: ”Kalian sahabatku, saudaraku adalah mereka yang beriman kepadaku dan belum pernah bertemu denganku.” (H.r. Ahmad)

 

Jamaah kaum Muslimin rahimakumullah,   

Kedua, meyakini dengan sepenuh hati kebenaran Islam sebagai satu-satunya agama yang diterima oleh Allah. Pengakuan kebenaran agama selain Islam merupakan pengingkaran terhadap apa yang telah disampaikan Allah dalam Al-Qur’an, yaitu dalam Surah Ali Imran ayat  19 dan 85.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

”Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.”

(Q.s. Ali Imran: 19)

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

”Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.s. Ali Imran: 85)

 Dalam kedua ayat ini, Allah secara jelas menyatakan bahwa agama yang diterima-Nya adalah Islam. Maka siapapun yang mencari agama selain Islam, Allah tidak menerimanya. Tentang ayat ini, Sayyid Qutb berkata dalam Tafsir Fi Dhilalil Qur’an: ”Adapun orang-orang yang tidak mau menerima Islam sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah setelah ia mengetahui hakikatnya, kemudian hawa nafsunya menolaknya, maka dia akan termasuk orang yang merugi di akhirat, dan Allah tidak akan mengampuni mereka dari azab-Nya.”

Ketiga, mengamalkan ajaran Islam secara penuh dalam setiap aspek kehidupan. Islam telah membuat seperangkat aturan untuk manusia, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun kehidupan bernegara. Maka berbangga menjadi Muslim dan meyakini kebenaran Islam tidak dianggap cukup, jika kita tidak mau tunduk dengan aturan yang Allah tetapkan. Dalam hal dimana Allah telah menurunkan aturan-Nya, maka kita tidak mempunyai pilihan kecuali hanya mentaati dan melaksanakannya. Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam surah Al-Ahzab ayat 36,

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

(Q.s. Al-Ahzab: 36)

 

Jamaah kaum Muslimin rahimakumullah,   

Keempat, mendakwahkan ajaran Islam sesuai dengan kemampuan kita. Karena kita meyakini, bahwa ini adalah jalan kebenaran yang akan mengantarkan kepada kebahagiaan manusia di dunia dan akan menyelamatkannya di akhirat. Maka dimanapun kita berada, hendaknya kita menyebarkan luaskan nilai-nilai Islam, dan mengajak sebanyak-banyaknya manusia untuk ikut merasakan nikmat yang sangat agung ini. Semua kita lakukan karena Allah dan sesuai dengan kemampuan masing-masing, baik melalui media sosial maupun media  lainnya. Hal ini sesuai dengan pesan Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam,

«بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً»

”Sampaikan dariku walau satu ayat.” (H.r. Al-Bukhari)

 

Jamaah kaum Muslimin rahimakumullah,   

Demikianlah hal-hal yang seharusnya kita lakukan untuk mensyukuri nikmat Islam yang telah Allah berikan kepada kita. Mudah-mudahan, itu semua menjadi sarana mengokohkan kebanggaan kita sebagai seorang muslim. Pada gilirannya, kita mampu menampilkan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam kehidupan pribadi dan dalam interaksi sosial kita dengan masyarakat. Kita melaksanakan ajaran Islam dengan penuh percaya diri, tanpa takut dengan stigma negatif terhadap apa yang kita tampilkan.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْم، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْم، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْم، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ اَلدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه.

صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ عَلَيه وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِه.

 أما بَعْد؛

فَيَا عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

((يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ))

ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ: ((إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا))

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَات.

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْن، وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْن، وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْن، وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن، وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْن، وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْر، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِك، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَك، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.

اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا، مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.

رَبَنَا آتِنَا في الدُنْياَ حَسَنَةَ وفي الآخِرَةِ حَسَنَةَ وقِنَا عَذَابَ النَّار

 والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاة…

2 komentar untuk “Naskah Khutbah Jumat 05 November 2021 Edisi 278, Ikadi DIY: MENSYUKURI NIKMAT ISLAM”

Tinggalkan Komentar