MENJAGA KETEGUHAN IMAN
Oleh: Ustadz M. Abdullah Sholihun
(Bidang Pendidikan dan Pesantren, PW Ikadi DIY)
Download PDF Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini:
Download MS Word Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini:
اَلْحَمْدُ ِللهِ وَكَفَى، وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى، وَسُبْحَانَ مَنْ يَقُوْلُ: وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى.
أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، الْعَالِمُ السِّرَّ وَأَخْفَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُجْتَبَى.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّهِ الْمُصْطَفَى، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّاعِ لِأُمَّتِهِ إِلَى هِدَايَةِ اللهِ وَجَنَّتِه، هِيَ أَحْسَنُ الْمَأْوَى وَأَبْقَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ وَمَنِ اقْتَفَى.
أَمَّا بَعْد؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن، وَقَال اللهُ تَعَالى فِي كِتَابِهِ الْمُبِيْن: ((يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ))
Hadirin rahimakumullah,
Iman yang Allah Swt. karuniakan kepada kita wajib dijaga. Iman inilah yang menjadi wasilah untuk mendapatkan karunia, kemuliaan, ampunan, dan juga surga-Nya. Meneguhkan diri di atas Iman dan agama merupakan hal yang wajib bagi setiap muslim.
Kondisi kehidupan masyarakat saat ini, diliputi banyak fitnah. Fitnah harta, ambisi, keserakahan, dan sebagainya. Pengaruhnya menjalar kemana-mana. Di sisi lain, berbagai macam bentuk syubhat dan syahwat menyebabkan agama ini serasa asing. Oleh karenanya, orang-orang yang berpegang teguh dalam iman, harus serius dan bersungguh-sungguh menjaga keimanan mereka. Hal ini seperti yang disabdakan oleh Nabi saw,
القَابِضُ عَلَى دِيْنِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Orang yang menggenggam (berpegang teguh terhadap) agamanya, bagaikan orang yang menggenggam bara api.” (H.r. Ahmad).
Namun demikian, banyak juga umat Islam yang tidak peduli dengan iman dan agamanya sehingga mereka lalai dari kebenaran dan abai dengan amal kebaikan. Kondisi ini seringkali menjadi penyebab timbulnya kerusakan di masyarakat. Contoh kecil dalam hal ini adalah mulai tak pedulinya sebagian orang terhadap etika, akhlak dan tatakrama.
Ketika kerusakan mulai menjadi gejala umum di tengah masyarakat, bahkan cenderung dimaklumi sebagai hal lumrah, mempertahankan keimanan adalah pekerjaan yang berat. Situasi ini, terkadang menjadikan hati mudah berubah. Rapuhnya hati itu bisa jadi karena keadaan, bisa karena kebodohan, atau bisa juga karena ketidakpedulian terhadap keimanan.
Rasulullah saw. bersabda,
لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَشَدُّ انْقِلاَباً مِنَ الْقِدْرِ إِذَا اجْتَمَعَتْ غَلْياً
“Sesungguhnya hati anak Adam itu lebih keras goncangannya daripada periuk ketika airnya mendidih.” (H.r. Ahmad dan Al-Hakim).
Rasulullah saw. juga memberikan perumpamaan lain terhadap hati yang mudah berubah-ubah.
إِنَّمَا سُمِّيَ الْقَلْبُ مِنْ تَقَلُّبِهِ، إِنَّمَا مَثَلُ الْقَلْبِ كَمَثَلِ رِيْشَةٍ فِى شَجَرَةٍ يُقَلِّبُهَا الرِّيْحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ
“Hati disebut qalbu, karena sifatnya yang mudah berbolak balik (taqallub); Sesungguhnya perumpamaan hati bagaikan sehelai dedaunan di pohon yang dibolak-balikkan oleh angin.” (H.r. Ahmad).
Seorang penyair berkata sebagai berikut.
وَمَاسُمِّيَ الإِنْسَانُ إِلاَّ لِنَسْيِهِ * وَلاَ الْقَلْبُ إِلاَّ أَنَّهُ يَتَقَلَّبُ
“Tidaklah manusia dinamakan insan, kecuali karena pelupanya (an-nasyu). Dan, tidaklah hati dinamakan qalbu, kecuali karena sifatnya yang suka bolak-balik (taqallub).
Menguatkan hati yang mudah berbolak balik, sungguh hal yang sangat penting. Ia membutuhkan keseriusan dan kesungguhan dari setiap muslim. Sekali seorang muslim abai dan gegabah, kecenderungan untuk abai dan menyimpang menjadi lebih besar.
Hadirin rahimakumullah,
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar hati tetap teguh, kuat dan istiqamah di atas iman.
Pertama, senantiasa berdoa kepada Allah agar mendapatkan keteguhan hati. Hal ini seperti dijelaskan Allah ta’ala dalam surat Al-Isra’, ayat 74.
وَلَوْلَآ أَن ثَبَّتْنَٰكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْـًٔا قَلِيلًا
“Dan, kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka (orang-orang kafir).” (Q.s. Al-Isra’: 74)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa untuk mendapatkan keteguhan hati di atas agama Allah, setiap muslim harus mengupayakannya dengan senantiasa berdoa.
Rasulullah mengajarkan doa kepada kita agar hati tetap teguh.
اَللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
“Ya Allah, Dzat yang membolak–balikkan hati, palingkanlah hati kami untuk mentaati-Mu” (H.r. Muslim).
Kedua, beriman kepada Allah dengan keimanan yang benar. Artinya, berusaha sesuai dengan kemampuan untuk senantiasa melakukan amal-amal salih sebagai bukti iman, lalu menjauhi amal-amal yang tidak diridlai oleh Allah.
Allah Swt. menasehati kita, dengan firman-Nya,
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
“Dan, sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan, tentulah hal yang demikian lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka)ز” (Q.s. An-Nisa; 66).
Ketiga, menjauhi segala bentuk maksiat dan dosa, baik yang besar maupun yang kecil, yang nampak maupun yang tersembunyi. Sebab, dosa dan maksiat menyebabkan hati menjadi lemah dan iman menjadi rapuh. Akibatnya, seseorang tidak lagi memiliki kekuatan dan keteguhan iman.
Rasulullah saw. telah mengingatkan kita dengan sabdanya,
إِيَّاكُمْ وَمُحْقِرَاتِ الذُّنُوْبِ فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكَنَّهُ …..
“Hati-hatilah kalian semua terhadap dosa-dosa yang dianggap kecil, sebab, jika itu telah terkumpul dalam diri seseorang, maka dosa-dosa tersebut dapat menghancurkannya.” (H.r. Ahmad dan ath-Thabrani).
Seorang penya’ir menyatakan,
Lepaskanlah dirimu dari dosa-dosa kecil
Juga dosa besar, itulah ketakwaan
Lakukanlah seperti orang yang berjalan di atas bumi
Yang banyak durinya, dan berhati-hatilah
Jangan engkau remehkan dosa kecil
Sebab, gunung itu dari tumpukan batu-batu kecil
Keempat, merenungkan dan menghayati –hingga mendapatkan kefahaman- terhadap kitab Allah yang suci, Al-Quran Al-Karim. Al-Quran yang mulia, merupakan alat peneguh yang paling utama. Dia merupakan tali Allah yang kuat dan cahaya yang terang. Siapa yang berpegang teguh terhadapnya, maka Allah akan melindunginya. Siapa yang mengikutinya, maka Allah akan menyelamatkannya dan siapa yang menyeru kepadanya akan ditunjukkan kepadanya jalan yang lurus. Allah berfirman di dalam Al-Quran,
قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (Q.s. An-Nahl: 102).
Hadirin rahimakumullah,
Pada dasarnya, tiada seorang pun dapat lolos dari godaan setan. Itulah sebabnya, banyak orang gampang terjerumus ke jalan kesesatan. Di antara faktor yang paling kuat adalah lingkungan. Oleh karena itu, sebagai tambahan, sarana untuk meneguhkan hati adalah senantiasa berkawan dan bergaul dengan orang-orang salih, terutama para ulama-ulama yang memiliki ketakwaan yang murni serta ilmu yang luas. Sebab, ketika bergaul dengan ulama, kesalahan-kesalahan yang kita lakukan akan dikoreksi dan diingatkan. Mereka tidak akan segan untuk menjelaskan yang syubhat dan menerangkan yang samar.
Selain itu, bergaul dengan para ulama menjadikan pintu-pintu kebaikan dapat terbuka lebar. Hal ini terjadi karena petunjuk yang mereka tebarkan sehingga pintu-pintu kejahatan dapat tertutup oleh kesungguhan dan rasa takut kepada Allah.
Ibnul Qayyim menceritakan, “Saat dilanda rasa khawatir yang tinggi dan berburuk sangka, dan seakan-akan bumi menjadi sempit, maka kami datang ke rumah Ibnu Taimiyah, untuk meminta nasihat. Tidaklah setiap nasihat yang beliau ucapkan, melainkan dapat melegakan hati, melapangkan jiwa, menguatkan keyakinan, dan menenangkan ruhani.”
Demikianlah, mudah-mudahan nasihat ini bermanfaat dan dapat menjadikan pengingat untuk kita semua.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ، باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحًمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: ((يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)).
وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ، وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْم، وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْن؛ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
((إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا))
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِين
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ